-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

Cara Menghitung Pangsa Pasar

Pangsa pasar dihitung dengan cara membagi volume penjualan perusahaan dengan volume perusahaan industri. Misalkan, 
ketika volume industri adalah 100.000 unit
sedangkan volume penjualan oleh perusahaan adalah 5.000 unit
maka pangsa pasarnya sebesar 5%  
Jadi,
5.000/100.000 x 100%.
= 5%


Bagian pemasaran sebuah perusahaan memperkirakan dapat 
menjual 4.000 unit barang dengan harga jual per unit Rp3.000. Biaya variabel (produksi dan non-produksi) per unit Rp1.500 sehingga biaya variabel 
untuk memproduksi dan menjual 4.000 unit barang adalah sebesar 

= Rp6.000.000 (4.000 x Rp1.500).
 Biaya tetap sebesar ditaksir Rp2.500.000 satu periode. 

Masa mendatang penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan analisis sensitivitas, yakni mempelajari dampak suatu perubahan salah satu variabel (atau lebih) pembentuk laba.jika perusahaan menaikkan harga jual dengan 10% dari semula, maka 

volume penjualan akan turun 5% dari semula. Jika perusahaan menurunkan harga jual 10% dari harga semula, maka volume penjualan akan meningkat 15% dari semula. Bagaimana analisis sensitivitas dilakukan? 






 Jadi, dua alternatif perubahan tersebut dapat menaikkan pendapatan meskipun dengan jumlah yang berbeda. Namun, perhatikanlah bahwa biaya variabel total berubah juga. Oleh karena biaya variabel totalnya juga berubah, maka dua alternatif tersebut menyebabkan pengaruh terhadap margin kontribusi dan laba bersih. 
Sebagaimana anda bisa perhatikan, menaikkan harga jual 10% menyebabkan laba bersihnya menjadi Rp4.340.000. Alternatif ini lebih bagus daripada alternatif menurunkan harga jual 10% yang mengakibatkan laba bersihnya turun menjadi Rp3.020.00


EOQ adalah singkatan economical order quantity, yaitu kuantitas pesanan yang menghasilkan biaya paling ekonomis dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai jumlah kebutuhan barang dalam satu periode. Salah satu asumsi EOQ adalah bahwa kebutuhan barang itu diketahui dan konstan.

EOQ = √2 x R x S/P x I
= √2 x 12.000 x 50000/10000 x0,12
= √120.000.000/120
= √1.000.000
= 1000 
    1000 kg.  

Jadi, pemesanan paling ekonomis adalah 1.000 kg terigu setiap kali pesan. Oleh karena kebutuhan setahun anggaran adalah 12.000 kg terigu, maka jumlah ini harus dipesan sebanyak 12 kali (12.000 kg dibagi 1.000 kg). Jika dianggap bahan baku dipakai secara merata (memang ini adalah asumsi perhitungan EOQ), maka: 

1) Persediaan rata-rata adalah 500 kg (1.000 kg/2). 
2) Nilai persediaan rata-rata Rp5.000.000 (500 kg @ Rp10.000). 
3) Biaya penyimpanan adalah Rp600.000 (Rp5.000.000 x 12%). 
4) Biaya pemesanan Rp600.000 (Rp50.000 x 12). 
5) Jadi, biaya persediaan total (di luar harga perolehan) dalam setahun adalah Rp1.200.000 seperti perhitungan berikut. 
Biaya pemesanan: Rp50.000 x 12 ………… Rp 600.000 
Biaya simpan …………………...………… 600.000 
Biaya persediaan total (paling ekonomis) Rp1.200.000 

Jika kebutuhan bahan sebanyak 12.000 kg (dengan nilai Rp120.000.000) dipesan sekali di awal tahun, maka rata-rata persediaan adalah 6.000 kg (12.000 kg dibagi 2] dengan nilai Rp60.000.000. Biaya pesediaan total dalam setahun adalah Rp7.250.000 seperti perhitungan berikut ini.

Biaya pemesanan: Rp50.000 x 1 ………… Rp 50.000 
Biaya simpan: 12% x Rp60.000.000 …….. 7.200.000 
Biaya persediaan total setahun …………… Rp7.250.000


 


Reorder Point (Titik Pesan Kembali) 
Titik pesan kembali (TPK) adalah saat perusahaan harus memesan kembali barang (bahan) yang dibutuhkan untuk dijual (diproduksi).Rumus TPK adalah sebagai berikut. 

 TPK = Permintaan per hari x Waktu tunggu pesanan baru dalam hari 

 = P x W 

P atau permintaan per hari adalah kebutuhan setahun (R pada rumus EOQ) dibagi jumlah hari kerja dalam setahun. Andaikan hari kerja (Hk) perusahaan hanya 300 hari (25 hari setiap bulan), maka permintaan per hari (P) adalah sebagai berikut. 

P = R/Hk 

Contoh: Departemen produksi membutuhkan terigu 12.000 kg selama setahun. Jika waktu tunggu adalah 5 hari, tentukanlah TPK-nya. 

Jawab 

Permintaan terigu untuk produksi per hari 

 P = R/Hk 
 = 12.000 kg/300 
= 40 kg

 TPK = P x W 
 = 40 x 5 
 = 200 kg terigu 

TPK sejumlah 200 kg berarti bahwa perusahaan harus segera memesan bahan baku (contohnya di sini terigu) seandainya persediaan terigu sudah mencapai 200 kg. Jika tidak, persediaan pada 5 hari setelah TPK akan berjumlah nihil, alias perusahaan tidak dapat berproduksi.
0

Posting Komentar

Posting Komentar