-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

Konjugasi Dalam Bahasa Jepang

Konjugasi dalam Bahasa Jepang 
Apa itu konjugasi. 

Trik menghafal kotoba dengan cepat adalah mencari tahu benda di sekeliling kita yang kita ga tau artinya dalam bahasa jepang. Karena benda itu ada disekeliling kita, kita pasti sering menggunakan benda - benda tersebut. Misalnya buku. Dalam bahasa jepang arti buku apa si? Hon 本 (ほん)。Lalu kita bisa mencoba membuat kalimat dengan kata "buku" 
Contoh (tatoeba 例えば たとえば)
1. Saya membaca buku bahasa jepang. 
私は日本語の本を読みます。
watashi wa nihon go no hon wo yomimasu. 
Cari semua arti kata benda yang kita belum ketahui. 

Okey kembali lagi ke Konjugasi. 
Apa si arti konjugasi. 
Konjugasi adalah proses perubahan bentuk kata, terutama kata kerja, untuk mencocokkan dengan subjek, waktu, aspek, dan mood dalam kalimat. 

Dalam bahasa Indonesia, konjugasi lebih sering terlihat pada perubahan bentuk kata kerja yang menunjukkan waktu (seperti sekarang, lalu, atau akan datang) atau aspek (seperti selesai atau belum selesai). 

Sebagai contoh, kata kerja "makan" bisa berubah menjadi "memakan," "makanlah," atau "sedang makan," tergantung pada konteks kalimatnya.

Namun, dalam bahasa-bahasa lain seperti bahasa Inggris atau bahasa Prancis, konjugasi lebih kompleks karena melibatkan perubahan bentuk kata kerja yang lebih banyak, termasuk perubahan berdasarkan subjek (saya, kamu, dia), waktu (present, past, future), serta bentuk lainnya.

Konjugasi dalam bahasa Jepang merujuk pada perubahan bentuk kata kerja sesuai dengan waktu, tingkat kesopanan, dan aspek lainnya. Kata kerja dalam bahasa Jepang tidak berubah berdasarkan subjek (seperti dalam bahasa Inggris atau Indonesia), tetapi lebih kepada bentuk kehormatan, waktu, dan mood.

Secara umum, ada **tiga kelompok** utama dalam konjugasi kata kerja Jepang:

1. Kelompok I (U-verb) :
 Kata kerja yang berakhiran dengan huruf "u" dalam bentuk dasar, seperti taberu (食べる - makan), kiku (聞く - mendengar).
   
2.  Kelompok II (Ru-verb) : 
Kata kerja yang berakhiran dengan "-ru" dalam bentuk dasar, seperti *miru* (見る - melihat), *aruku* (歩く - berjalan).

3. Kelompok III (Irregular verb) : 
Hanya terdiri dari dua kata kerja yang tidak mengikuti pola kelompok I atau II, yaitu *suru* (する - melakukan) dan *kuru* (来る - datang).

Dalam bahasa Jepang, konjugasi terjadi pada beberapa bentuk utama, antara lain:

### 1. **Bentuk Dasar (辞書形 / Jishokei)**
   - Bentuk kata kerja seperti yang ditemukan di kamus (misalnya: taberu, kiku, etc.).
   
### 2. **Bentuk Negatif (否定形 / Hiteikei)**
   - Mengubah kata kerja untuk menunjukkan bentuk negatif. Misalnya, **taberu** (makan) menjadi **tabenai** (tidak makan).
   
### 3. **Bentuk Masa Lalu (過去形 / Kako-kei)**
   - Untuk menunjukkan kejadian yang sudah terjadi. Misalnya, **taberu** (makan) menjadi **tabeta** (makan sudah).
   
### 4. **Bentuk Te (て形 / Te-kei)**
   - Digunakan untuk menghubungkan kata kerja dengan kata kerja lain atau untuk meminta izin atau permintaan. Misalnya, **taberu** menjadi **tabete**.
   
### 5. **Bentuk Volisional (意向形 / Ikou-kei)**
   - Digunakan untuk menunjukkan niat atau ajakan. Misalnya, **taberu** menjadi **tabeyou** (mari makan).
   
### 6. **Bentuk Kondisional (仮定形 / Katei-kei)**
   - Digunakan untuk menunjukkan kondisi atau syarat. Misalnya, **taberu** menjadi **tabereba** (jika makan).
   
### 7. **Bentuk Hormat / Sopannya (敬語 / Keigo)**
   - Bahasa Jepang memiliki tiga tingkat kehormatan: **sonkeigo** (bahasa hormat), **kenjougo** (bahasa merendah), dan **teineigo** (bahasa sopan). Misalnya, kata kerja **taberu** dalam bentuk sopan menjadi **tabemasu**.

Jadi, meskipun bahasa Jepang memiliki beberapa pola konjugasi untuk kata kerja, konsep utamanya tetap berfokus pada perbedaan dalam bentuk berdasarkan fungsi atau konteks yang ada dalam kalimat.

Ya, selain bentuk konjugasi yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa bentuk konjugasi tambahan dalam bahasa Jepang yang memiliki fungsi khusus. Berikut adalah beberapa bentuk konjugasi lainnya yang sering digunakan dalam bahasa Jepang:

### 1. **Bentuk Potensial (可能形 / Kanoukei)**
   - Digunakan untuk menyatakan kemampuan atau kemungkinan melakukan suatu tindakan. Bentuk ini menunjukkan bahwa seseorang bisa atau mampu melakukan sesuatu.
   - **Contoh**: 
     - **taberu** (食べる - makan) → **taberareru** (食べられる - bisa makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikeru** (聞ける - bisa mendengar)

### 2. **Bentuk Pasif (受身形 / Ukemikei)**
   - Digunakan untuk menyatakan bahwa subjek dikenai aksi atau mengalami tindakan dari orang lain. Ini bisa menunjukkan rasa pasif atau penerimaan.
   - **Contoh**:
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikareru** (聞かれる - didengar)
     - **taberu** (食べる - makan) → **taberareru** (食べられる - dimakan)

### 3. **Bentuk Causative (使役形 / Shieki-kei)**
   - Digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang menyebabkan atau menyuruh orang lain melakukan suatu tindakan.
   - **Contoh**:
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikase** (聞かせる - membuat (seseorang) mendengar)
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabesase** (食べさせる - membuat (seseorang) makan)

### 4. **Bentuk Causative-Passive (使役受身形 / Shieki-ukemi-kei)**
   - Ini adalah kombinasi dari bentuk pasif dan causative. Digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek tidak hanya dikenakan tindakan oleh orang lain, tetapi juga disuruh melakukan suatu tindakan.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabesaserareru** (食べさせられる - dipaksa untuk makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikaserareru** (聞かせられる - dipaksa untuk mendengar)

### 5. **Bentuk Imperatif (命令形 / Meireikei)**
   - Bentuk perintah atau instruksi yang digunakan untuk memberi perintah langsung. Biasanya lebih kasar atau lebih langsung tergantung pada tingkat kesopanan yang digunakan.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabero** (食べろ - makanlah)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kike** (聞け - dengarkan)

### 6. **Bentuk Desideratif (願望形 / Ganbō-kei)**
   - Digunakan untuk menyatakan keinginan atau harapan. Biasanya diungkapkan dengan kata kerja yang berakhiran **-tai** dalam bentuk adverbial atau dengan bentuk lain yang lebih formal.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabetai** (食べたい - ingin makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikitai** (聞きたい - ingin mendengar)

### 7. **Bentuk Progresif atau Kontinu (進行形 / Shinkoukei)**
   - Digunakan untuk menunjukkan aksi yang sedang berlangsung atau sedang dilakukan. Bentuk ini biasanya dibentuk dengan menggunakan **-te iru** (ている) pada kata kerja.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabete iru** (食べている - sedang makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikeiru** (聞けいる - sedang mendengar)

### 8. **Bentuk Kondisional "Teboru" (とき形 / Toki-kei)**
   - Digunakan untuk menunjukkan waktu atau situasi ketika suatu peristiwa atau kondisi terjadi. Dalam konteks ini, biasanya kata kerja diubah menjadi bentuk **-tara** atau **-to** untuk menyatakan kondisi atau waktu tertentu.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabetara** (食べたら - jika makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikitara** (聞いたら - jika mendengar)

### 9. **Bentuk Berasumsi atau Dugaan (推量形 / Sūryō-kei)**
   - Digunakan untuk menyatakan dugaan atau asumsi mengenai suatu tindakan. Bentuk ini sering kali melibatkan penggunaan **-deshō** atau **-darou** yang diletakkan di akhir kalimat.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabemashou** (食べましょう - mari makan, kita makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikimashou** (聞きましょう - mari mendengar)

### 10. **Bentuk Pengandaian (仮定形 / Kateikei)**  
   - Bentuk ini digunakan untuk menyatakan kondisi pengandaian atau hipotesis. Biasanya berbentuk **-ba** atau **-tara**.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabereba** (食べれば - jika makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikimashita** (聞きました - jika mendengar)

### 11. **Bentuk Meminta Izin atau Permintaan (てください / Te Kudasai)**
   - Bentuk ini digunakan untuk meminta izin atau permintaan dengan cara yang sopan. Biasanya berbentuk **te + kudasai**.
   - **Contoh**:
     - **taberu** (食べる - makan) → **tabete kudasai** (食べてください - silakan makan)
     - **kiku** (聞く - mendengar) → **kikimashita** (聞きました - silakan dengarkan)

Dengan semua konjugasi ini, kita dapat menyesuaikan kata kerja dalam bahasa Jepang untuk berbagai situasi, dari yang lebih formal hingga yang lebih santai atau informal.

Posting Komentar

Posting Komentar

Posting Komentar