-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

PT Merah Delima

 PT. MERAH DELIMA

PT.  Merah Delima merupakan produsen makanan dan memiliki produk unggulan berupa mie instant yang merupakan produk dengan tingkat penjualan terbesar. Untuk produk mie instant, PT. Merah Delima juga berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara antara lain Jepang, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan. Namun demikian, dalam dua tahun terakhir, terjadi penurunan penjualan produk mie instant karena semakin banyaknya produk pesaing. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak manajemen mempertimbangkan penggantian mesin yang lama karena dinilai sudah tidak produktif lagi dan memerlukan biaya perawatan yang mahal karena sering mengalami kerusakan. Berkaitan dengan pengadaan mesin baru, pimpinan tengah mempertimbangkan untuk melakukan pembelian mesin yang diimpor dari Jepang. Mesin tersebut memiliki kemampuan otomatisasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi tenaga kerja langsung. Mesin tersebut bernilai Rp320 juta dan memiliki umur ekonomis selama 30 tahun. Dalam hal pengadaan mesin, perusahaan memiliki dua alternatif pengadaan, yaitu alternatif pertama adalah membeli mesin tersebut dengan cara dicicil langsung melalui produsen dengan keharusan membayar DP sebesar Rp20 juta dan sisa cicilan dibayarkan sebesar RP16,5 juta per bulan selama 30 bulan. Alternatif kedua adalah melakukan pinjaman kepada pihak lain sebesar Rp. 320 juta dengan cicilan Rp19,5 juta per bulan selama 35 bulan.  


Pertanyaan:

Cara pembelian mesin yang paling menguntungkan, apakah membeli mesin langsung secara kredit atau menggunakan pinjaman dana dari pihak lain dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR)!



Jawab:

Alternatif I: membeli mesin langsung secara kredit

Harga mesin: Rp320 juta, DP Rp20 juta, cicilan Rp16,5 juta selama 30 bulan

Dengan harga mesin Rp320 juta dan DP Rp20 juta, maka harga yang harus dibayar untuk dicicil adalah Rp300 juta.


300 juta = 16,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)30]

300 / 16,5 = 18,18182 

Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 18,18 dengan n=30 terletak pada kisaran tingkat bunga 3% dan 4%. Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi.


Tingkat bunga

3% 

4% 

Selisih 1% 

Diskon faktor annuity

19,6004 

17,2920


Angsuran

16,5 Juta 

16,5 Juta 


PV pembayaran angsuran

Rp 323,4066

Rp 285,3180 

Selisih Rp. 38,0886 


Selanjutnya, mahasiswa dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 3% atau 4% sebagai berikut.


Bunga 4%:

Rp300 juta – Rp285,318 juta 

= Rp14,682 juta


Nilai dalam % angka:

(14,682/38,0886) x 1%

 = 0,38547%


Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:

i = 4% - 0,38547% 

= 3,61453% 


Atau

Bunga 3%:

Rp323,4 juta – Rp300 juta 

= Rp23,4066 juta


Nilai dalam % angka:

(23,4066/38,088) x 1% 

= 0,61453


Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:

i = 3% + 0,61453

  = 3,61453%



Alternatif II

Pinjaman Rp320 juta

cicilan Rp19,5 juta selama 35 bulan


320 juta = 19,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)35]

320/19,5 = 16,41026 


Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 16,41026 dengan n=35 terletak pada tingkat bunga 4% dan 5%. 

Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi. 


Tingkat bunga

4%

5%

Selisih 1%


Diskon faktor annuity

18,6646

16,3742


Angsuran

19,5 Juta 

19,5 Juta 


PV pembayaran angsuran

Rp. 363,9597 Juta 

Rp. 319,2969 Juta 

Selisih Rp 44,6628


Selanjutnya, mahasiswa dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 4% atau 5% sebagai berikut.


Bunga 4%:

Rp363,9597 juta – Rp320 juta 

= Rp43,9597 juta


Nilai dalam % angka:

(43,9597 /44,6628) x 1% 

= 0,984258%


Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:

i = 4% + 0,984258% = 4,985258% 


Atau

Bunga 5%:

Rp320 juta – Rp319,2969  juta 

= Rp0,7031juta


Nilai dalam % angka:

(0,7031/44,6628) x 1% = 0,015742


Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:

i = 5% - 0,015742% = 4,958258 


Posting Komentar

Posting Komentar

Posting Komentar