PT. MERAH DELIMA
PT. Merah Delima merupakan produsen makanan dan memiliki produk unggulan berupa mie instant yang merupakan produk dengan tingkat penjualan terbesar. Untuk produk mie instant, PT. Merah Delima juga berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara antara lain Jepang, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan. Namun demikian, dalam dua tahun terakhir, terjadi penurunan penjualan produk mie instant karena semakin banyaknya produk pesaing. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak manajemen mempertimbangkan penggantian mesin yang lama karena dinilai sudah tidak produktif lagi dan memerlukan biaya perawatan yang mahal karena sering mengalami kerusakan. Berkaitan dengan pengadaan mesin baru, pimpinan tengah mempertimbangkan untuk melakukan pembelian mesin yang diimpor dari Jepang. Mesin tersebut memiliki kemampuan otomatisasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi tenaga kerja langsung. Mesin tersebut bernilai Rp320 juta dan memiliki umur ekonomis selama 30 tahun. Dalam hal pengadaan mesin, perusahaan memiliki dua alternatif pengadaan, yaitu alternatif pertama adalah membeli mesin tersebut dengan cara dicicil langsung melalui produsen dengan keharusan membayar DP sebesar Rp20 juta dan sisa cicilan dibayarkan sebesar RP16,5 juta per bulan selama 30 bulan. Alternatif kedua adalah melakukan pinjaman kepada pihak lain sebesar Rp. 320 juta dengan cicilan Rp19,5 juta per bulan selama 35 bulan.
Pertanyaan:
Cara pembelian mesin yang paling menguntungkan, apakah membeli mesin langsung secara kredit atau menggunakan pinjaman dana dari pihak lain dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR)!
Jawab:
Alternatif I: membeli mesin langsung secara kredit
Harga mesin: Rp320 juta, DP Rp20 juta, cicilan Rp16,5 juta selama 30 bulan
Dengan harga mesin Rp320 juta dan DP Rp20 juta, maka harga yang harus dibayar untuk dicicil adalah Rp300 juta.
300 juta = 16,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)30]
300 / 16,5 = 18,18182
Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 18,18 dengan n=30 terletak pada kisaran tingkat bunga 3% dan 4%. Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi.
Tingkat bunga
3%
4%
Selisih 1%
Diskon faktor annuity
19,6004
17,2920
Angsuran
16,5 Juta
16,5 Juta
PV pembayaran angsuran
Rp 323,4066
Rp 285,3180
Selisih Rp. 38,0886
Selanjutnya, mahasiswa dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 3% atau 4% sebagai berikut.
Bunga 4%:
Rp300 juta – Rp285,318 juta
= Rp14,682 juta
Nilai dalam % angka:
(14,682/38,0886) x 1%
= 0,38547%
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 4% - 0,38547%
= 3,61453%
Atau
Bunga 3%:
Rp323,4 juta – Rp300 juta
= Rp23,4066 juta
Nilai dalam % angka:
(23,4066/38,088) x 1%
= 0,61453
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 3% + 0,61453
= 3,61453%
Alternatif II
Pinjaman Rp320 juta
cicilan Rp19,5 juta selama 35 bulan
320 juta = 19,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)35]
320/19,5 = 16,41026
Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 16,41026 dengan n=35 terletak pada tingkat bunga 4% dan 5%.
Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi.
Tingkat bunga
4%
5%
Selisih 1%
Diskon faktor annuity
18,6646
16,3742
Angsuran
19,5 Juta
19,5 Juta
PV pembayaran angsuran
Rp. 363,9597 Juta
Rp. 319,2969 Juta
Selisih Rp 44,6628
Selanjutnya, mahasiswa dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 4% atau 5% sebagai berikut.
Bunga 4%:
Rp363,9597 juta – Rp320 juta
= Rp43,9597 juta
Nilai dalam % angka:
(43,9597 /44,6628) x 1%
= 0,984258%
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 4% + 0,984258% = 4,985258%
Atau
Bunga 5%:
Rp320 juta – Rp319,2969 juta
= Rp0,7031juta
Nilai dalam % angka:
(0,7031/44,6628) x 1% = 0,015742
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 5% - 0,015742% = 4,958258
Posting Komentar