-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

DASAR - DASAR ROUTING

DASAR - DASAR ROUTING



a. Routing langsung dan Routing tidak langsung.

Proses pengiriman datagram IP selalu menggunakan tabel routing. Tabel routing berisi informasi yang diperlukan untuk menemukan kemana datagram harus dikirim. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan atau harus melalui host lainnya terlebih dahulu tergantung pada tabel routing.

b. Jenis konfigurasi routing
Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu :
1. Minimal Routing
2. Static Routing
3. Dynamic Routing

1. Minimal Routing
Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya Minimal Routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja.

2. Static Routing
Konfigurasi routing jenis ini dibangun pada network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static Routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down.
Jaringan yang tidak stabil yang dipasang Static Routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang.
Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, Static Routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuhkan effort yang besar untuk mengupdatenya.

3. Dynamic Routing
Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan yang sama biasanya menggunakan Dynamic Routing. Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan Dynamic Routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.
Seperti dua sisi uang, Dynamic Routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic Routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer.

c. Routing Protocol
Protokol Routing merupakan aturan yang mempertukarkan informasi routing yang nantinya akan membentuk tabel routing sedangkan Routing adalah aksi pengiriman-pengiriman paket data berdasarkan tabel routing tadi.
Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai tujuan. Dan masing-masing protokol mempunyai cara dan metode sendiri-sendiri. Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol.

1. Interior Routing Protocol.
Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan Interior Routing Protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan Autonomus Systems (AS). AS dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun kecil) yang berada dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masing-masingnya memiliki gateway untuk saling berhubungan.

Interior Routing Protocol mempunyai beberapa macam Implementasi protokol, yaitu:
- RIP (Routing Information Protocol)
- OSPF (Open Shortest Path First)

- RIP (Routing Information Protocol)
Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada routing apabila melewati satu gateway. Satu kali data, melewati satu gateway maka angka matriknya bertambah satu (atau dengan kata lain naik satu hop). RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau.
Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking. Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit jika dibandingkan dengan OSPF.

- OSPF (Open Shortest Path First)
Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer. Dengan protokol ini, route dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mencapainya melalui dua atau lebih rute secara paralel.

2. Exterior Protocol
AS merupakan sebuah network dengan sistem police yang pegang dalam satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung. Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan Exterior Protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan bernama Reachability Information (Informasi Keterjangkauan) Tidak banyak router yang menjalankan routing ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang menjalankannya. Dan untuk terhubung ke Internet setiap AS harus mempunyai nomor sendiri. Protokol yang mengimplementasikan exterior yaitu sebagai berikut :

- EGP (Exterior Gateway Protocol)
Protokol ini mengumumkan ke AS lainnya tentang network yang berada dibawahnya. Pengumumannya kira-kira berbunyi ;'' kalo mau hendak pergi ke AS nomor sekian dengan nomor network sekian, maka silahkan melewati saya''.
Router utama menerima routing dari router-router AS yang lain tanpa mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk ke sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute dan EGP menerima semuanya tanpa mempertimbangkan rute terbaik.

- BGP (Border Gateway Protocol)
BGP sudah mempertimbangkan rute terbaik untuk dipilih. Seperti EGP, BGP juga mempertukarkan reachability information.

d. ARP
Untuk keperluan mapping IP address ke alamat Ethernet maka dibuat protokol ARP (Address Resolution Protocol) proses mapping ini dilakukan hanya untuk datagram yang dikirim host karena pada saat inilah host menambahkan header Ethernet pada datagram. Penerjemahan pada IP address ke alamat Ethernet dilakukan dengan melihat sebuah tabel yang disebut sebagai cache ARP. Tabel ini diperlukan karena tidak ada hubungan sama sekali antara IP address jaringan tempat host tersebut berada, sementara alamat Ethernet sebuah card bergantung pada alamat yang diberikan oleh pembuatnya.

Secara ringkas proses ARP adalah :
1. Host mengirimkan paket ARP request dengan alamat broadcast ethernet.
2. Datagram IP yang dikirim dimasukkan kedalam antrian.
3. Paket ARP respon diterima host dan host mengisi tabel ARP dengan entri baru.
4. Datagram IP yang terletak dalam antrian diberi header Ethernet.
5. Host mengirimkan frame Ethernet ke Jaringan.

Setiap data ARP yang diperoleh disimpan dalam tabel  cache ARP dan cache ini diberi umur. Setiap umur entri tersebut terlampaui, entri ARP dihapus dari tabel dan untuk mengisi tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang sudah dihapus dari cache ARP, host kembali perlu melakukan langka proses ARP. Dengan cara ini dimungkinkan terjadinya perubahan isi cache ARP yang dapat menunjukkan dinamika jaringan. Jika suatu Host jaringan dimatikan, maka selang beberapa saat kemudian entri ARP untuk host tersebut dihapus karena kedaluwarsa. Jika card ethernetnya diganti, maka beberapa saat kemudian entri ARP host berubah dengan informasi alamat Ethernet yang baru.

Posting Komentar

Posting Komentar

Posting Komentar