Kategori Risiko
Untuk memudahkan pengenalan risiko, secara umum risiko dapat ditinjau dalam berbagai aspek, yaitu :
- Risiko murni (pure risk) dan risiko spekulatif (speculative risk)
- Risiko statis (static risk) dan risiko dinamis (dynamic risk)
- Risiko keuangan (financial risk) dan risiko non keuangan (non financial risk)
- Risiko dasar (fundamental risk) dan risiko khusus (particular risk)
- Risiko subyektif (subjective risk) dan risiko obyektif (objective risk)
- Risiko Perusahaan
I. Pure Risk dan Speculative Risk
Risiko murni (pure risk) adalah suatu risiko yang jika terjadi menimbulkan kerugian semata misalnya kebakaran gedung, kecelakaan kendaraan bermotor dan banjir, kerusuhan dan lain-kain. Suatu perusahaan kemungkinan menghadapi berbagai risiko ini. Misalnya, kekayaan berupa mesin ada kemungkinan mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan kecil sampai besar. Kekayaan berupa gedung juga ada kemungkinan mengalami kerugian berupa kerusakan atau kehancuran.
Sedangkan risiko spekulatif (speculative risk) adalah suatu risiko yang bilamana terjadi dapat menimbulkan dua kemungkinan yaitu kerugian atau keuntungan. Misalnya, perusahaan yang menyimpan valuta asing seperti US$, GB£, atau JPY dapat mengalami keuntungan atau kerugian. Simpanan tersebut menguntungkan bila nilai tukar mata uang tersebut menguat. Nilai simpanan tersebut meningkat bila dihitung dalam Rupiah. Sebaliknya, nilai simpanan tersebut menurun bila dihitung dalam Rupiah pada saat nilai tukar valuta asing tersebut melemah. Kebanyakan transaksi perusahaan yang melibatkan aspek moneter secara langsung mengandung risiko spekulatif.
Jenis utama dari risiko murni yang dapat membuat rasa tidak aman secara keuangan meliputi (1) risiko pribadi, (2) risiko properti, dan (3) risiko tanggung jawab.
1. Risiko Pribadi
Risiko pribadi risiko yang secara langsung mempengaruhi seorang individu. Mereka melibatkan kemungkinan kerugian atau penurunan pendapatan yang diperoleh, biaya tambahan, dan pengurangan aset keuangan.
Ada empat risiko pribadi, antara lain:
- Risiko Kematian Dini
- Risiko Pendapatan Tidak Cukup Selama Masa Pensiun
- Risiko Sakit
- Risiko Pengangguran
2. Risiko Properti
Orang memiliki properti yang terkena risiko-risiko properti memiliki properti yang rusak atau hilang dari berbagai penyebab. Real estate dan properti pribadi dapat rusak atau hancur karena kebakaran, petir, banjir bandang, putting beliung, dan banyak penyebab lainnya. Kerugian properti (property loss) dapat diklasifikasikan dalam empat cara menurut
- golongan properti,
- sebab kerugian,
- kerugian langsung dan tidak langsung, dan
- kepentingan dalam properti.
3. Risiko Tanggung Jawab
Tanggung jawab hukum (legal liability) didefinisikan sebagai tanggung jawab yang diakui dan ditegakkan oleh pengadilan antara pihak yang berperkara. Istilah tanggung jawab hukum lebih sempit daripada kewajiban moral, karena pengadilan dan undang-undang menentukan tanggung jawab hukum. Perusahaan bisnis dapat dituntut bertanggung jawab secara hukum untuk produk yang cacat yang dapat merugikan atau melukai pelanggan; dokter, pengacara, akuntan, insinyur, dan profesional lainnya dapat digugat oleh pasien dan klien karena tindakan dugaan mal-praktek.
- Jenis Tanggung Jawab Hukum
- Konsepsi Tanggung Jawab Perbuatan Tidak Benar (Tort Law)
- Sumber-sumber Tanggung Jawab
II. Static Risk dan Dynamic Risk
Static risk (risiko statis) adalah risiko-risiko yang selalu ada walaupun tidak terjadi perubahan-perubahan keadaan. Risiko statis cenderung serupa dengan apa yang digambarkan dalam risiko murni. Contoh risiko statis antara lain risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam tertentu, risiko kecelakaan diri, risiko kebakaran tetap ada walaupun kehidupan masyarakat tidak berubah, sakit, gempa bumi, tsunami, banjir, puting beliung dan lain-lain. Dengan demikian terjadi atau tidak terjadi perubahan keadaan risiko statis bisa terjadi.
Risiko dinamis adalah risiko-risiko yang timbul akibat dari suatu keadaan yang terus berubah, seperti keadaan sosial yang beerubah, lingkungan yang berubah, perubahan teknologi risiko bisnis dan sebagainya. Risiko bisnis termasuk risiko dinamis karena sangat dipengaruhi hal-hal tertentu misalnya stabilitas ekonomi, sosial dan politik sehingga kemungkinan terdapat fluktuasi yang tajam dalam perkembangan terjadinya suatu risiko dari satu saat ke saat yang lain.
III. Financial Risk dan Non Financial Risk
Suatu risiko dapat diukur secara finansial (financial risk) maupun tidak dapat diukur secara finansial (non financial risk). Contoh dari satu risiko yang dapat dinilai dengan uang adalah kecelakaan yang menyebabkan kerusakan kendaraan bermotor, kebakaran yang menyebabkan bangunan terbakar dan musnah, pencurian harta benda, kehilangan pendapatan akibat terjadinya kebakaran suatu bangunan hotel, atau timbulnya tanggung jawab pihak ketiga karena suatu tindakan melanggar hukum. Misalnya karena kesalahan seseorang menyebabkan orang lain cidera dan oleh karena itu secara hukum dia bertanggung jawab atas kerugian yang timbul karena tindakannya itu.
Contoh risiko yang tidak dapat dinilai dengan uang antara lain adalah tindakan seseorang yang tidak baik atau tidak mengenakkan/merugikan orang lain sehingga yang bersangkutan dibenci atau dijauhi orang lain.
IV. Fundamental Risk dan Particular Risk
Particular risk (risiko khusus) atau disebut juga risiko tidak sistematis (unsystematic risk) adalah risiko yang hanya terjadi pada pihak tertentu saja sehingga akibat yang terjadi dapat dilokalisir, misalnya kebakaran suatu pabrik, tabrakan kendaraan bermotor baik individu maupun rangkaian, pencurian/ pembongkaran harta benda di suatu rumah.
Risiko spesifik (specific risk), atau risiko yang dapat didiversifikasi (diversiviable risk) dapat dihilangkan melalui proses penggabungan (pooling). Misalnya, Anda memiliki bisnis produksi dan penjualan es krim. Pada mulanya, penjualan es krim terjadi pada saat musim panas atau musim kemarau. Sulit untuk menjual es krim saat musim hujan (atau musim dingin di Eropa). Dengan demikian, penjualan es krim meningkat pada saat musim kemarau dan menurun pada saat musim hujan. Gejolak naik turun seperti ini mencerminkan tingginya risiko bisnis es krim. Untuk mengurangi risiko naik-turunnya penjualan, Anda mengembangkan usaha berupa produksi dan penjualan payung. Bisnis payung sangat menarik pada saat musim hujan dan tidak menarik pada saat musim kemarau (sekalipun ada orang membeli payung di musim kemarau untuk melindungi diri dari sengatan matahari, namun jumlahnya tidak besar). Naik-turunnya pendapatan dari bisnis payung juga mencerminkan risiko pada bisnis ini.
V. Subjective Risk dan Objective Risk
Risiko subyektif (subjective risk) adalah suatu risiko yang secara psikologis bersumber pada diri manusia yang dipengaruhi oleh sikap mental, tingkah laku, pandangan hidup, pengalaman dan cara berfikir. Risiko subyektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu.
Sebagai contoh, seorang pelanggan yang sedang mabuk berat di sebuah bar mencoba mengemudi kendaraan sendiri. Dia mungkin tidak pasti apakah ia akan tiba di rumah dengan selamat tanpa ditangkap oleh polisi karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Ketidakpastian mental disebut risiko subjektif.
Risiko obyektif (objective risk) merupakan perbedaan/penyimpangan relative antara kemungkinan dan kenyataan berdasar hal-hal yang terjadi di masa lalu dan perkiraan/ kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang, dimana pengaruh sikap mental seseorang sedikit atau bahkan tidak ada. Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang obyektif.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa perusahaan asuransi properti memiliki 10.000 rumah tertanggung dalam jangka panjang dan, rata-rata, 1 persen, atau 100 rumah, membakar setiap tahun. Namun, itu akan menjadi langka untuk persis 100 rumah terbakar setiap tahun. Dalam beberapa tahun, sedikitnya 90 rumah dapat membakar; di tahun lainnya, sebanyak 110 rumah dapat membakar. Dengan demikian, ada variasi dari 10 rumah dari jumlah yang diharapkan dari 100, atau variasi dari 10 persen. Variasi ini relatif kerugian aktual dari kehilangan diharapkan dikenal sebagai risiko obyektif.
Risiko Perusahaan
Risiko perusahaan menurut Redja, E George (2008:7) enterprise risk is a term that encompasses all major risks faced by a business firm. Such risks include pure risk, speculative risk, strategic risk, operational risk, and financial risk. Risiko perusahaan adalah fluktuasi dari eksposur perusahaan sebagai akibat keputusan atau kondisi saat ini. Besaran risiko perusahaan terkait dengan ketidakpastian dari nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Bagi perusahaan yang sudah go public; besarnya risiko perusahaan dapat diukur dari fluktuasi harga saham.
Perusahaan dalam aktivitasnya menghadapi dua jenis risiko yaitu risiko usaha dan risiko non usaha. Risiko usaha adalah semua risiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang saham. Risiko usaha berhubungan dengan produk seperti inovasi teknologi, desain produk, dan pemasaran produk. Leverage operasi yang berhubungan dengan besarnya tingkat biaya tetap dan biaya variabel juga merupakan bagian dari risiko usaha. Risiko usaha ini bagi perusahaan merupakan risiko yang dapat dikendalikan.
Terdapat risiko-risiko yang berlaku hampir di semua industri. Ragam dan klasifikasi yang disampaikan di sini merupakan salah satu model. Perlu diakui, klasifikasi berikut lebih cocok untuk industri non perbankan. Namun, semua risiko perbankan merupakan bagian dari risiko perusahaan pada umumnya. Surat edaran Bank Indonesia perihal penerapan manajemen risiko bagi bank umum hanya mencantumkan delapan jenis risiko.
Adapun kedelapan jenis risiko bank umum meliputi :
- Risiko kredit
- Risiko pasar
- Risiko likuiditas
- Risiko operasional
- Risiko hukum
- Risiko reputasi
- Risiko strategik
- Risiko kepatuhan
- n Risiko Bisnis, Sinar Ilmu Publishing
Posting Komentar