-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

MANAJEMEN SEDIAAN

MANAJEMEN SEDIAAN

Sumber : elearning.ut.ac.id
Inisiasi 4 EKMA4478
A. Biaya-biaya dalam Manajemen Sediaan

Dalam manajemen sediaan terdapat tiga macam biaya yang sering kali digunakan, yaitu biaya penyimpanan (holding cost), biaya pemesanan (ordering cost), dan biaya pemasangan (setup cost). Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan sediaan sepanjang waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan meliputi biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, seperti asuransi, penambahan staf, dan pembayaran bunga. Biaya pemesanan adalah biaya-biaya, meliputi biaya pasokan, formulir, proses pemesanan, tenaga untuk pemesanan. Biaya pemasangan, meliputi biaya untuk menyiapkan mesin-mesin untuk memproses pesanan. Biaya ini meliputi waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan dan mengganti peralatan. 

B. Model Sediaan untuk Permintaan Bebas

Terdapat tiga model sediaan untuk permintaan bebas yaitu sebagai berikut.

1. Model Dasar Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ merupakan salah satu teknik pengendalian sediaan tertua dan banyak dikenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi menggunakan asumsi-asumsi:
a. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan.
b. Lead time diketahui dan bersifat konstan.
c. Sediaan diterima dengan segera dan dalam satu waktu. 
d. Tidak ada diskon.
e. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya penyimpanan.
f. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari apabila pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Dengan asumsi-asumsi tersebut, grafik penggunaan sediaan sepanjang waktu berbentuk seperti gigi ikan hiu yang nampak pada Gambar 
Pada Gambar 4.2. Q mewakili jumlah yang dipesan. Apabila jumlahnya 500 unit maka keseluruhan 500 unit tersebut akan tiba pada satu waktu sehingga tingkat sediaan meningkat dari 0 menjadi 500. Secara umum, tingkat sediaan meningkat dari 0 ke Q unit pada saat pesanan diterima. Karena tingkat permintaannya konstan sepanjang waktu maka sediaan menurun dengan tingkat yang sama sepanjang waktu (lihat garis miring pada gambar). Ketika tingkat sediaan habis (0), pesanan baru dibuat dan diterima sehingga tingkat sediaan menjadi q unit (diwakili oleh garis vertikal). Proses ini terus terjadi sepanjang waktu.

Gambar 4.2.


Penggunaan Sediaan Sepanjang Waktu

Tujuan kebanyakan model sediaan adalah untuk meminimalkan biaya total (keseluruhan). Dengan asumsi-asumsi yang telah Anda pelajari sebelumnya, biaya yang signifikan adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dengan menggunakan variabel-variabel di bawah ini, kita dapat menentukan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan sehingga didapatkan nilai Q*:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
Q* = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang sediaan, dalam unit
S = Biaya pemesanan setiap kali pesan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Nilai Q* dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
 Q* =  √2DS/H
 
Contoh:
PT Maju Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang memasarkan alat-alat medis ke rumah sakit. Salah satu produk PT Maju Sejahtera adalah jenis XX. PT Maju Sejahtera ingin menurunkan biaya sediaan jenis XX dengan menetapkan jumlah optimal produk tersebut agar dapat memenuhi pesanan pelanggan. Permintaan tahunan untuk produk XX adalah 1.000 unit. Biaya pemesanan adalah Rp100.000,00 per pemesanan, dan biaya penyimpanan adalah Rp5.000,00 per unit. Tentukan jumlah optimal setiap pemesanan!

Jawab:
D = 1.000
S = 100.000
H = 5.000


Q* = √2DS/H
Q* = √2(1.000)(100.000)/5.000
Q* = √40.000
Q* = 200 unit

Setelah kita mengetahui jumlah optimal dalam setiap pemesanan (Q*), kita juga dapat mengetahui jumlah pemesanan yang dibuat sepanjang tahun (N) dan waktu yang diinginkan antar pemesanan (T) sebagai berikut:

Jumlah pesanan dalam satu Tahun 
N = Permintaan/Jumlah unit yang di pesan 
N = D/Q*

Jumlah waktu antar pesanan 
T = Jumlah hari kerja per tahun/N

Contoh:
Berdasarkan data PT Maju Sejahtera sebelumnya maka untuk menentukan jumlah pemesanan dalam satu tahun (N) dan waktu antar pemesanan (T) dengan jumlah hari kerja 250 hari adalah sebagai berikut.

N = Permintaan/Jumlah unit yang di pesan 
N = 1.000/200
N = 50 Unit 
artinya pemesanan berikutnya dilakukan 50 hari setelah pemesanan sebelumnya.
Berdasarkan contoh tersebut maka Anda dapat simpulkan bahwa untuk jenis produk XX, pemesanan optimal yang dilakukan PT Maju Sejahtera adalah sebanyak 5 kali pemesanan per tahun dengan jumlah pembelian sebanyak 200 unit per pemesanan. Jarak antar pemesanan adalah 50 hari sejak pemesanan sebelumnya dilakukan. 
Setelah Anda mengetahui jumlah pemesanan dan waktu antar pemesanan maka selanjutnya Anda dapat menghitung total biaya persediaan tahunan adalah sebagai berikut:

TC = D/Q S + Q/2 

Dengan demikian, biaya persediaan tahunan total PT Maju Sejahtera adalah:

TC = 1.000/200 . 100.000 + 200/2 . 5.000 
= (5) (100.000) + (100) (5.000)
= 500.000 + 500.000
= 1.000.000

Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point)
Contoh permasalahan EOQ yang sudah Anda pelajari sebelumnya mengasumsikan bahwa penerimaan suatu pesanan diterima seketika setelah pemesanan dilakukan. Dengan kata lain, perusahaan akan melakukan pemesanan setelah sediaan di tangan berjumlah nol dan pesanan akan diterima saat itu juga. Akan tetapi, sering kali dalam kenyataan diperlukan waktu antara pemesanan dilakukan sampai dengan diterimanya barang.  Dalam hal ini, perusahaan akan melakukan pemesanan sebelum sediaan berjumlah nol sehingga pada saat sediaan berjumlah nol, barang yang dipesan sudah diterima. Waktu antara pemesanan dilakukan sampai dengan barang tiba di tangan disebut lead time. Lamanya lead time ini bervariasi, bisa dalam hitungan jam, hari, minggu, bahkan bulan. Untuk mengetahui kapan suatu pesanan dilakukan (reorder point), dapat dicari sebagai berikut:


ROP = (permintaan per hari)(lead time untuk pemesanan baru dalam hari)
          = d × L

Permintaan per hari (d) dapat dicari dengan membagi permintaan tahunan D dengan jumlah hari kerja per tahun.
d = D/Jumlah hari kerja per tahun

Persamaan tersebut mengasumsikan bahwa permintaan sama dan bersifat konstan. Apabila tidak maka harus ditambahkan stok tambahan atau sering disebut stok pengaman (safety stock). 

Titik pemesanan ulang dapat Anda perhatikan pada Gambar 4.3.
 


Gambar 4.3. 
Titik Pemesanan Ulang

Berdasarkan contoh soal PT Maju Sejahtera, dengan permintaan tahunan (D) sebesar 1.000 unit, dan pengiriman pesanan (L) memerlukan waktu 5 hari maka penghitungan titik pemesanan ulang adalah:
Kebutuhan per hari:
d = D/Jumlah hari kerja pertahun 
d = 1000/250
d = 4 unit per tahun 

Jadi, titik pemesanan ulang: d × L = 4 unit × 5 hari = 20 unit
Artinya, pada saat tingkat sediaan turun menjadi 20 unit, perusahaan harus melakukan pemesanan. Pesanan tersebut akan tiba dalam waktu 5 hari, tepat pada saat sediaan perusahaan telah habis. 

2. Economic Production Quantity (EPQ)
Pada model sediaan sebelumnya, kita mengasumsikan bahwa keseluruhan pemesanan sediaan diterima dalam satu waktu. Meskipun demikian, ada saat-saat tertentu di mana perusahaan menerima pesanan sediaan sepanjang waktu selama satu periode tertentu. Keadaan semacam ini mengharuskan pemakaian model yang berbeda, yaitu model yang tidak memerlukan asumsi pesanan diterima dalam seketika. Model ini dapat diterapkan ketika sediaan secara terus-menerus mengalir atau terbentuk sepanjang suatu periode waktu setelah dilakukan pemesanan atau ketika produk diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan. Model ini dikenal dengan nama Economic Production Quantity (EPQ). Gambar 4.3 menunjukkan model sediaan ini.

Gambar 4.4. 
Model EPQ

Untuk mendapatkan Q* pada model EPQ digunakan rumus:
Q* p = √2DS/H[1-(d/q)]

Q*p = Jumlah optimal barang per pemesanan (EPQ)
D = Permintaan tahunan barang sediaan, dalam unit
S = Biaya pemesanan setiap kali pesan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
p = tingkat produksi tahunan
d = tingkat permintaan harian atau tingkat penggunaan
t = lama jalannya produksi, dalam satuan hari

Contoh:
Adidaya Manufacturing, Inc., membuat dan menjual berbagai macam peleg  untuk mobil. Ramalan permintaan peleg tahun depan adalah 1.000 unit dengan permintaan rata-rata 6 unit. Meskipun demikian, proses produksi paling efisien adalah pada tingkat 8 unit per hari, namun pemakaian hanya     6 unit per hari. Apabila jumlah hari kerja per tahun sebanyak 167 hari, biaya pemesanan Rp100.000,00, dan biaya penyimpanan Rp5.000,00 per unit maka tentukan jumlah unit maksimum per pemesanan!

Jawab:
Permintaan tahunan = D = 1.000 unit
Biaya pemesanan = S = 100.000
Biaya penyimpanan = H = 5.000
Tingkat produksi harian = p = 8 unit per hari
Tingkat permintaan harian = d = 6 unit per hari

Q*p =  √2DS/H[1-(d/q)]
Q*p = √2(1.000)(100.000)/5.000 [1 - (6/8)]
Q*p = √200.000.000/5.000 (0,5)
Q*p = √200.000.000/1.250
Q*p = √160.000
Q*p = 400 unit peleg 

3. Model Quantity Discounts
Potongan harga sering diberikan perusahaan kepada para pelanggannya agar dapat meningkatkan penjualan. Quantity discount ini merupakan pengurangan harga (P) untuk barang yang dibeli dengan jumlah yang lebih besar. Potongan harga ini kadangkala bervariasi untuk pembelian dalam jumlah yang lebih besar. Perhatikan contoh pada tabel berikut ini.


Tabel 1
Tingkat Diskon

Nomor
Kuantitas (unit)
Diskon (%)
Harga diskon (P)

1
0 - 999
0
Rp500.000

2
1.000  1.999
4
Rp480.000

3
2.000 lebih
5
Rp475.000


Pada tabel di atas merupakan contoh pemberian diskon untuk pembelian dalam jumlah yang lebih besar. Apabila pembelian dilakukan pada kuantitas sampai dengan 999 unit maka tidak diberikan diskon sehingga harga yang berlaku adalah harga normal (Rp500.000,00/unit). Apabila pembelian dilakukan sebanyak 1.000 sampai dengan 1.999 maka akan diberi diskon sebesar 4% sehingga harga yang berlaku adalah Rp480.000,00 per unit. Selanjutnya, apabila pembelian dilakukan dalam jumlah yang lebih besar, yaitu 2.000 unit atau lebih harga yang diberikan adalah Rp475.000,00 atau diskon sebesar 5%. 
Dengan pemberian berbagai potongan harga tersebut, bagaimanakah seorang manajer dapat melakukan penghitungan jumlah pembelian yang paling optimal? Seperti pada model-model sediaan yang telah dibahas sebelumnya, tujuan utama dilakukannya manajemen sediaan adalah meminimalkan biaya persediaan total. Demikian pula pada model ini. Apabila melihat jumlah diskon yang diberikan, sekilas kita dapat memilih bahwa melakukan pembelian sebanyak minimal 2.000 unit adalah yang paling menguntungkan karena harga yang diberikan adalah harga terendah. Namun, membeli dalam jumlah banyak sekaligus walaupun akan menurunkan biaya produk, tetapi akan meningkatkan biaya simpan. Maka, trade-off pada saat kita mempertimbangkan potongan harga terletak antara biaya produk yang berkurang dan biaya simpan yang bertambah. Apabila kita memasukkan biaya produk maka biaya totalnya menjadi:

Biaya total = biaya pemesanan + biaya penyimpanan + biaya produk
atau

TC = D/Q . S + QH/2 + PD

di mana:
Q = jumlah unit yang dipesan
D = permintaan tahunan dalam satuan unit
S = biaya pemesanan per pemesanan
P = harga per unit
H = biaya penyimpanan per unit per tahun

Posting Komentar

Posting Komentar

Posting Komentar