-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

PENGENDALIAN DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU

Pengendalian dan Perencanaan Bahan Baku

Contoh Bahan Baku

Pengendalian dan Perencanaan Bahan Baku

A. KLASIFIKASI BAHAN
Bahan dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu bahan baku (direct materials) dan bahan penolong (indirect materials).

*.BAHAN BAKU
Bahan agar dapat dikategorikan sebagai bahan baku maka setidaknya harus memiliki karakteristik sbb :
Dapat diidentifikasi secara jelas pada produk jadi
Dapat secara mudah dilacak pada produk
Memiliki jumlah proporsi kos yang signifikan pada kos produksi
Contohnya adalah kayu pada perusahaan furnitur dan tepung terigu, telur serta mentega pada perusahaan pastry (pembuatan roti).

* BAHAN PENOLONG
Karakteristik bahan penolong adalah sbb :
Tidak dapat diidentifikasi secara jelas pada produk jadi
Tidak dapat secara mudah dilacak pada produk
Memiliki jumlah proporsi kos yang tidak signifikan pada kos produksi
Contohnya adalah ragi yang digunakan sebagai pengembang roti pada perusahaan pastry.

* PENGENDALIAN PENGADAAN DAN PENGGUNAAN BAHAN
Konsep yang dapat diterapkan dalam prosedur pengendalian :
Sediaan merupakan hasil pembelian bahan baku, bahan penolong dan bahan habis pakai.
Pengurangan sediaan merupakan hasil dari penggunaan normal dan bukan karena kerusakan atau penggunaan yang tidak semestinya.
Investasi sediaan yang optimum didasarkan pada teknik-teknik kuantitatif yang khusus dirancang dan meminimalkan kos pengelolaan bahan (carrying costs) dan kos pembelian kembali sediaan.
Pembelian, manajemen dan investasi bahan yang efisien tergantung pada akurasi peramalan penjualan dan skedul produksi.
Prediksi akan membantu menentukan kapan bahan akan dibeli.
Pengendalian sediaan lebih dari sekadar menjaga catatan sediaan.
Metode pengendalian sediaan bervariasi tergantung seberapa mahal kos bahan dan seberapa penting bahan tersebut dalam produksi.


* PENGENDALIAN PENGADAAN BAHAN
Dalam organisasi yang relatif besar, pembelian bahan dilakukan oleh Departemen Pembelian yang dikepalai oleh seorang manajer. Departemen ini memiliki 4 tugas sbb :
Menerima permintaan pembelian dari seluruh departemen yang ada dalam perusahaan, termasuk departemen produksi.
Memelihara data terkait dengan pemasok, harga dan skedul pengiriman.
Menyiapkan dan mengirim surat order pembelian kepada pemasok.
Mengirimkan tembusan surat order pembelian pada bagian penerimaan dan departemen akuntansi.

Prosedur pengadaan bahan umumnya melalui tahap sbb :
- Formulir Kebutuhan Bahan (Bill of Materials)
Menentukan tahap proses produksi dan mengisi formulir kebutuhan bahan untuk setiap tahap proses produksi.

- Anggaran Produksi (Production Budget)
Berisi perincian terkait kebutuhan bahan yang meliputi informasi nama dan kuantitas bahan disertai dengan harga atau kos dari bahan tersebut.

- Permintaan Pembelian (Purchase Requisition)
Dibuat dengan tujuan memberitahu pada departemen pembelian untuk membeli bahan sesuai jenis dan kuantitas yang dibutuhkan serta kapan bahan tersebut akan digunakan yang dilakukan oleh bagian gudang.

- Order Pembelian (Purchase Order)
Adalah permintaan secara tertulis pada pemasok untuk mengirimkan bahan sesuai dengan kuantitas, kualitas, harga serta termin dan cara pembayaran yang disepakati.

- Laporan Penerimaan (Receiving Report)
Pegawai bagian penerimaan akan menghitung dan mengidentifikasi bahan yang diterima dan membuat laporan penerimaan bahan yang berisi informasi mengenai nama pemasok, tanggal diterima, jenis, jumlah dan kondisi bahan yang diterima.

Secara ringkas prosedur pengadaan bahan adalah sbb :
Bagian Gudang membuat dokumen atau formulir permintaan pembelian yang ditujukan pada Departemen Pembelian.
Departemen Pembelian akan menerbitkan order pembelian untuk mengadakan bahan sesuai permintaan gudang dan ditembuskan pemasok yang dipilih, Bagian Akuntansi, Bagian Utang Dagang dan Bagian Penerimaan Bahan/Barang.
Bagian Penerimaan Bahan menerima dan menginspeksi bahan atau barang yang diterima dan kemudian melaporkannya dengan cara menerbitkan laporan penerimaan bahan yang ditembuskan ke Departemen Pembelian, Gudang, dan Bagian Utang Dagang.


* PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN
Pengeluaran bahan dari gudang harus menggunakan dokumen sbb :
- Permintaan Bahan (Materials Requisition)
Merupakan dokumen yang digunakan oleh pabrik atau departemen produksi untuk meminta bahan yang dibutuhkan.
- Kartu Bahan (Materials Record Cards) atau Kartu Sediaan
Merupakan dokumen yang digunakan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran bahan, serta berfungsi sebagai catatan sediaan perpetual dan harus selalu diperbaharui (update) oleh pegawai gudang.

* PERENCANAAN BAHAN
Tujuannya adalah agar ketersediaan bahan terjaga dan kos bahan dapat minimal sehingga tercipta kelancaran produksi dan kos produksi yang kompetitif. Metode Kuantitatif digunakan dalam perencanaan antara lain :

Economic Order Quantity (EOQ)
Adalah jumlah sediaan yang dipesan (order) pada satu waktu yang dapat meminimalkan kos sediaan tahunan.

Kos per pesanan meliputi beberapa hal yaitu :
Upah dan gaji karyawan yang menangani pesanan (pembelian, penerimaan dan inspeksi bahan)
Kos pengomunikasian terkait pemesanan, seperti telepon, pos dan formulir.
Perlengkapan akuntansi dan berbagai catatan.
Kos pengelolaan bahan terdiri atas berbagai faktor berikut ini :
Penyimpanan dan penanganan atas bahan
Bunga, asuransi, dan pajak bangunan gudang
Rugi akibat pencurian, kerusakan dan keusangan bahan
Catatan dan bahan habis pakai terkait pengelolaan sediaan.

Order Point
Order point dapat menjawab pertanyaan tentang kapan pesanan akan dilakukan. Pertanyaan ini dipengaruhi oleh tiga hal :
Waktu pengiriman yang dibutuhkan sejak pemesanan sampai bahan diterima perusahaan (lead time)
Tingkat sediaan digunakan (usage)
Sediaan aman (safety stock)
0

Posting Komentar

Posting Komentar