Kita mengenal ada biaya-biaya kualitas. Hal ini berarti untuk mewujudkan produk berkualitas memerlukan biaya. Bagaimana kualitas dapat meningkatkan produktivitas perusahaan jika untuk menghasilkan produk berkualitas itu memerlukan biaya? Bagaimana pendapat Anda?
Dalam paradigma lama, untuk menghasilkan produk berkualitas selalu membawa dampak pada peningkatan biaya. Suatu produk yang berkualitas selalu identik dengan harga mahal.
Sementara paradigma baru mengatakan bahwa untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas perusahaan atau organisasi tidak perlu mengeluarkan. biaya tinggi.
Hal ini disebabkan perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada customer satisfaction, yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Dengan demikian tidak ada pemborosan yang terjadi yang harus dibayar mahal oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Sehingga pendapat bahwa “quality has no cost” dapat dicapai dengan tidak menghasilkan produk atau jasa yang tidak dibutuhkan pelanggan.
Source :BMP EKMA4265 Modul 1 halaman 1.9
TQM memiliki tujuh elemen dalam teknik pelaksanaan-nya. Apakah tujuh elemen dalam TQM tersebut masing-masing akan mendukung? Ataukah dapat berdiri sendiri-sendiri
a. Masing-masing akan mendukung
Menurut Oakland (1994) dan Agus (2000), elemen-elemen penting dalam penerapan Total Quality Management antara lain:
1. Kepemimpinan dan Komitmen (Leadership and Commitment)
Filosofi Total Quality Management hanya dapat terlaksana bila ada dukungan dan tanggung jawab penuh dari pimpinan (top management) yang didukung pula oleh middle dan lower management. Top management sebagai pimpinan puncak memperkenalkan TQM sebagai suatu filosofi dengan menyusun sasaran dan merencanakan strategi pelaksanaannya. Middle management kemudian melanjutkannya dengan menerapkan manajemen kualitas sebagai suatu program. Lower management atau supervisory
2. Keterlibatan Penuh Seluruh Karyawan (Full Employee Involvement)
Karyawan dalam perusahaan atau organisasi yang melaksanakan filosofi Total Qulity Management menuntut adanya keterlibatan penuh dari seluruh karyawan. Tanpa keterlibatan dan partisipasi penuh dari mereka maka filosofi tersebut tidak akan dapat berjalan dengan baik.
3. Perencanaan yang Baik (Good Planning)
Dalam setiap kegiatan organisasi atau perusahaan perencanaan memang harus disusun secara matang.
4. Strategi Pelaksanaan (Implementation Strategy)
Filosofi Total Qualiy Management harus dilaksanakan dan harus menyatu dengan strategi organisasi atau perusahaan.
5. Pengukuran dan Evaluasi (Measurement and Evaluation)
Pelaksanaan Total Quality Management memang memerlukan data nyata. Oleh karena itu, pengukuran dan evaluasi data yang bersifat kuantitatif tersebut harus benar-benar dilakukan
6. Pengendalian dan Perbaikan (Control and Improvement)
Tindakan itu ditujukan untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan yang dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga tercapai perbaikan dan peningkatan kualitas seperti yang diharapkan.
7. Mencapai dan Mempertahankan Standar Kesempurnaan (Achieving and Maintaining Standard of Excellence)
Untuk dapat meningkatkan kualitas maka standar yang kita terapkan untuk dicapai bukanlah standar baku yang tidak mungkin dapat diubah atau ditingkatkan. Standar kualitas tersebut harus diubah dan ditingkatkan mengikuti perkembangan dan peningkatan keinginan dan harapan pelanggan.
Dari ketujuh elemen-elemen di atas tidak dapat berdiri sendir-sendiri. Karena jika berdiri sendiri-sendiri TQM tidak dapat tercapai.
Source : BMP EKMA4265 Modul 2 halaman 2.14
JIT merupakan salah satu elemen dalam TQM. Bagaimana hubungan TQM dan JIT yang disebut sebagai “dua sisi dari sekeping mata uang logam”?
Banyak ahli sering mengatakan bahwa pelaksanaan sistem manufaktur Just In Time harus berpasangan dengan pelaksanaan filosofi Total Quality Management, atau dapat dikatakan bahwa kedua filosofi ini seperti halnya dua sisi mata uang logam. Bahkan sebelum filosofi Total Quality Management ini terlaksana atau sebelum sistem kualitas dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi atau sistem Just In Time tidak akan dapat dilaksanakan. Pendapat ini masih sering dipertentangkan. Untuk membuat desain strategi perbaikan kinerja operasional, ada beberapa pilihan.
Menurut Vuppalapati, et al (1995) pilihan desain strategi perbaikan kinerja operasional meliputi:
(1) menerapkan sistem manufaktur JIT
(2) Menerapkan filosofi TQM secara terpisah.
(3) Menerapkan sistem manufaktur JIT dan filosofi TQM ke seluruh organisasi secara serentak
JIT tidak dapat dilaksanakan bila perusahaan tersebut tidak melaksanakan TQM dan sebaliknya. Keduanya merupakan filosofi untuk menghilangkan pemborosan dengan mencegah kesalahan sejak awal.
Anda sudah mengenal ISO 9000 sebagai standar system manajemen mutu yang diakui banyak Negara di dunia. Bagaimana sumbangan ISO 9000 dalam mewujudkan kualitas produk dan layanan?
Dampak Internasional
Bila mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas, maka selain dikenal di pasar lokal, produk atau jasa yang tawarkan juga akan yang baik terhadap perusahaan atau organisasi yang menghasilkan produk atau menawarkan jasa yang berkualitas tersebut.
Kesalahpahaman pengertian terhadap ISO 9000 yang merupakan standar sistem manajemen kualitas oleh sebagian orang dianggap mencerminkan standar kualitas produk. Padahal tidak demikian, sebenarnya ISO 9000 hanya menilai prosedur operasi dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Organisasi atau perusahaan yang layak mendapatkan sertifikasi ISO seri 9000 hanya yang proses produksi dan operasinya standar dan ada bukti tertulisnya, bukan yang produknya berkualitas. Namun, bila dalam perusahaan atau organisasi tersebut ada keseragaman proses maka biasanya produknya memenuhi kriteria sebagai produk berkualitas dalam hal keseragaman atau konsistensi (robust product)
ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen kualitas yang banyak mengatur mengenai penyusunan SOP dalam perusahaan. Bagaimana hubungan ISO 9000 dengan TQM?
Sudah banyak para ahli yang mengungkapkan mengenai hubungan antara TQM dan Standar seri ISO 9000. Sebenarnya keduanya tidak ada kaitannya sama sekali. Suatu perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISOseri 9000 belum tentu perusahaan tersebut melaksanakan filosofi TQM.
Penilaian dari pihak ketiga (third party assessment) bagi suatu perusahaan yang ingin mendapat sertifikat tersebut hanya menilai komponen prosedur-prosedur formal seperti yang diminta dalam elemen-elemen ISO 9000 tersebut.
Demikian pula perusahan yang telah menerapkan filosofi Total Quality Management juga belum tentu atau tidak harus mendapatkan sertifikat ISO 9000. Suatu perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9000 berarti prosedur-prosedur operasionalnya lengkap, sehingga bila karyawan yang lama ditarik dan diganti dengan karyawan baru maka karyawan yang baru ini tetap dapat bekerja dengan baik karena telah memiliki prosedur operasionalyang jelas dan lengkap.
Namun demikian, apabila organisasi atau perusahaan mau menjadikan ISO 9000 sebagai salah satu langkah dalam menerapkan Total Quality Management maka kedua persyaratan tersebut harus dijalankan. Persyaratan tersebut yaitu mengadakan perubahan budaya untuk selalu berorientasi kepada pelanggan dan menggunakan filosofi continuous improvement, serta menyusun prosedur kerja yang standar dan selalu dilaksanakan seluruh anggota organisasi atau perusahaan, dan selalu mengadakan perbaikan terhadap prosedur tersebut.
Prosedur tersebut juga diperlukan dalam TQM antara lain untuk mewujudkan quality robust designdan quality robust product, serta dapat mengetahui akar permasalahan yang menyebabkan produk yang dihasilkan cacat.
Source : BMP EKMA4265 Edisi 1 modul 7 halaman 7.49
Posting Komentar