Payback Period
Metode ini mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi semula, melalui proceed yang dihasilkan dalam setiap periode. Untuk itu metode ini sering disebut metode yang paling sederhana, karena tidak memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga cash flows tidak dikaitkan dengan discount rate tertentu.
Contoh 1:
Proyek A dan B membutuhkan investasi masing-masing sebesar Rp10.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan sebagai berikut.
Tahun | Pola Arus Kas | |
---|---|---|
Poyek A | Proyek B | |
1 | 5.000.000,00 | 3.000.000,00 |
2 | 5.000.000,00 | 4.000.000,00 |
3 | 3.000.000,00 | 3.000.000,00 |
4 | 2.000.000,00 | 4.000.000,00 |
Dari data tersebut di atas, maka payback period dapat dihitung :
Proyek A = 2 tahun
Proyek B = 3 tahun
Dengan demikian, apabila dibandingkan, maka proyek A lebih menguntungkan karena waktu pengembalian investasi menjadi lebih cepat.
Metode payback tersebut dapat juga dimodifikasi agar agar tidak timbul kelemahan, yaitu dengan jalan memperhitungkan memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga pola cash flows dikalikan dengan discount ratenya. Metode ini disebut metode Payback period yang didiskontokan
Contoh 2 :
Dari soal di atas, apabila ke dua proyek tersebut diperhitungkan dengan discount rate 8 %, maka Payback period yang didiskontokan adalah :
Proyek A.
PV Proceed
tahun 1
= Rp5.000.000,00 X 0,926 = Rp 4,630.000,00
2
= Rp5.000.000,00 X 0,857 = Rp 4,285.000,00
3
= Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2,382.000,00
4
= Rp2.000.000,00 X 0,735 = Rp 1,470.000,00
Dari data tersebut di atas, maka payback period yang didiskontokan adalah :
Proyek A:
Tahun 1: Rp 4.630.000,00
Tahun 2: Rp 4,285.000,00
ーーーーーーー+
Rp 8.915.000,00
Sisa
= Rp.10.000.000 – Rp. 8.915.000
= Rp.1.085.000
Pemasukan tahun ke 3:
= (Rp.1.085.000/Rp.2.382.000) x 12 bln
= 5,46 bulan
= 5,5 bulan
Pengembalian Proyek A selama
= 2 tahun; 5,5 bulan
Proyek B.
PV Proceed
tahun 1
= Rp3.000.000,00 X 0,926 = Rp 2,778.000,00
2
= Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00
3
= Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2,382.000,00
4
= Rp4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.940.000,00
Tahun 1: Rp 2,778.000,00
Tahun 2: Rp 3,428.000,00
Tahun 3: Rp 2,382.000,00
ーーーーーーーー+
Rp 8.588.000,00
Sisa
= Rp.10.000.000 – Rp. 8.588.000
= Rp.1.412.000
Pemasukan tahun ke 4
= (Rp.1.412.000/Rp.2.940.000) x 12 bln
= 5,76 bulan
= 5,8 bulan
Pengembalian Proyek B selama
= 3 tahun; 5,8 bulan
Internal Rate of Return (IRR)
Prinsip dari metode ini adalah bagaimana menentukan discount rate yang dapat mempersamakan present value dari proceed dengan outlay atau net investment, sehingga pada keadaan ini NPV = 0.
Sehubungan dengan hal tersebut ada hubungan antara konsep NPV dengan IRR, Konsep NPV, mencari NPV pada discount rate tertentu, sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Rumus menentukan discount rate yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Pr 1,2,3. . . .n = Proceed tahun ke
r = IRR
Untuk mencari besarnya r dapat dilakukan dengan metode trial and error (coba-coba).
Contoh 1:
Lihat Contoh 1 soal pada NPV, untuk proyek A dan proyek B dapat dicari IRR nya dengan menggunakan discount rate pada alternatif tingkat bunga 8 % dan 18 %.
Proyek A.
PV penerimaan DF 8 %
tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926 = Rp 3,704.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00
3 = Rp2.000.000,00 X 0,794 = Rp 1,588.000,00
4 = Rp1.000.000,00 X 0,735 = Rp 735.000,00
----------------------------+
Total PV Proceed = Rp 9.455.000,00
PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00
--------------------------- --
NPV = Rp 1.455.000,00
PV penerimaan DF18 %
tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,847 = Rp 3,388.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,718 = Rp 2,872.000,00
3 = Rp2.000.000,00 X 0,609 = Rp 1,218.000,00
4 = Rp1.000.000,00 X 0,516 = Rp 516.000,00
----------------------------+
Total PV Proceed = Rp 7.994.000,00
PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00
-------------------------- --
NPV Rp - 6.000,00
Dari hasil perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 8 % dan 18 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapat dilakukan dengan interpolasi sebagai berikut :
- 6.000 0 1,455.000
18 % IRR 8 %
IRR = 18 % - X 10 %
= 18 % - 0.04 %
= 17,96 %
Proyek B.
PV penerimaan DF 8 %
tahun 1
= Rp 1.000.000,00 X 0,926 = Rp 926.000,00
2
= Rp 2.000.000,00 X 0,857 = Rp 1,714.000,00
3
= Rp 3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2.382.000,00
4
= Rp. 4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.040.000,00
---------------------------+
Total PV Proceed = Rp 7.062.000,00
PV pengeluaran
= Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00
--------------------------- --
NPV = Rp - 938.000,00
PV penerimaan DF 2 %
tahun 1
= Rp1.000.000,00 X 0,980 = Rp 980.000,00
2
= Rp2.000.000,00 X 0,961 = Rp 1,922.000,00
3
= Rp3.000.000,00 X 0,942 = Rp 2,826.000,00
4
= Rp4.000.000,00 X 0,924 = Rp 3.696.000,00
---------------------------- +
Total PV Proceed = Rp 9.424.000,00
PV pengeluaran
= Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00
--------------------------- -
NPV = Rp 1.424.000,00
Dari hasil perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 2 % dan 8 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapaat dilakukan dengan interpolasi sebagai berikut :
- 938.000 0 1,424.000
8 % IRR 2 %
IRR = 8 % - X 6 %
= 8 % - 3,95 %
= 4,05 %
Posting Komentar