Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang perputarannya lebih dari satu tahun. Biasanya perusahaan mewujudkan dalam bentuk investasi aktiva tetap. Karakteristik dari investasi aktiva tetap ini adalah memerlukan jumlah dana yang cukup besar dan perputarannya lebih dari satu tahun. Untuk itu sebelum melakukan investasi ini perlu dilakukan analisis apakah rencana investasi aktiva tetap tersebut menguntungkan atau tidak. Untuk menganalis tersebut dapat digunakan metode :
- Net Present Value (NPV)
- Payback
- Internal Rate of Return (IRR)
- Average Rate of Return (ARR)
Metode NPV
Metode ini merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan discount rate tertentu.
Terdapat beberapa dasar pengertian yang perlu dipahami terlebih dahulu, yaitu :
Pengertian Present Value, Present value adalah nilai sekarang. Untuk menentukan beberapa nilai sekarang perlu digunakan discount rate atau tingkat keuntungan yang diharapkan.
Misalnya :
Suatu investasi diharapkan selama 3 tahun mendatang akan menghasilkan keuntungan rata-rata Rp1.000.000,00 per tahun. Apabila tingkat discount ratenya 10 % maka nilai sekarang dari keuntungan tersebut adalah.
PV 1 = Rp1.000.000,00 X 0,909 *) = Rp 909.000,00
PV 2 = Rp1.000.000,00 X 0,826 = Rp 826.000,00
PV 3 = Rp1.000.000,00 X 0,751 = Rp 751.000,00
---------------------------
Total Present Value = Rp2.486.000,00
*) Untuk menentukan discount factor pada discount rate 10 % lihat tabel A1. A
Jadi nilai sekarang dari penerimaan Rp1.000.000,00 per tahun selama 3 tahun adalah Rp2.486.000,00.
Perhatikan bahwa nilai ini lebih kecil daripada nilai perkiraan sebesar Rp3.000.000 (3 x Rp1.000.000).
Pengertian cash flow
Cash flow atau proceed atau net cash flows adalah laba setelah pajak (EAT) + depresiasi.
3. Pengertian Net Investment (Outlay)
merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk investasi
Rumus NPV = PV net cash flow – PV net investment
Kriteria yang dipakai untuk menolak atau menerima suatu investasi dengan menggunakan metode NPV adalah investasi yang menghasilkan NPV positif dan terbesar.
Contoh 1 :
Proyek A dan B membutuhkan investasi sebesar Rp8.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan sebagai berikut.
gan menghasilkan CSSModus kompak Hasil (klik "Hasilkan" untuk menyegarkan)Menyalin ke clipboard Pratinjau
Tahun | Proyek A | Proyek B |
---|---|---|
1 | 4.000.000,00 | 1.000.000,00 |
2 | 4.000.000,00 | 2.000.000,00 |
3 | 2.000.000,00 | 3.000.000,00 |
4 | 1.000.000,00 | 4.000.000,00 |
Proyek manakah yang menguntungkan apabila dapat penilaian menggunakan metode NPV. Discount rate diperhitungkan 8 %.
Proyek A.
PV Penerimaan
tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926 =Rp 3,704.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 =Rp 3,428.000,00
3 = Rp2.000.000,00 X 0,794 = Rp 1,588.000,00
4 = Rp1.000.000,00 X 0,735 = Rp 735.000,00
---------------------------
Total PV Proceed = Rp 9.455.000,00
PV pengeluaran
= Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00
--------------------------
NPV = Rp 1.455.000,00
Proyek B.
PV penerimaan
tahun 1 = Rp1.000.000,00 X 0,926 = Rp 926.000,00
2 = Rp2.000.000,00 X 0,857 = Rp 1,714.000,00
3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2.382.000,00
4 = Rp4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.040.000,00
---------------------------
Total PV Proceed = Rp 7.062.000,00
PV pengeluaran
= Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00
----------------------------
NPV = Rp - 938.000,00
Kesimpulan : Proyek yang diterima adalah Proyek A karena menghasilkan NPV positif sebesar Rp1.455.000,00
Contoh 2 :
Sebuah perusahaan akan berinvestasi dengan membeli satu mesin baru. Terdapat penawaran mesin yang akan diimpor dari Jepang dengan harga Rp300.000.000, taksiran umur ekonomis mesin selama 4 tahun dan nilai sisa sebesar Rp80.000.000 pada tahun keempat berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp100.000.000 pada tahun pertama sampai dengan tahun keempat. Pihak manajemen harus menentukan apakah mesin tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan ataukah tidak. Apabila hasil analisis finansial menunjukkan bahwa mesin tersebut memberi keuntungan, maka perusahaan akan membelinya. Sebaliknya, apabila ternyata mesin tersebut tidak memberikan keuntungan, maka perusahaan akan beralih ke tawaran lain yang lebih menguntungkan.
Pertanyaan:
Tentukan apakah penawaran mesin dari Jepang tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV) dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun !
Jawab:
Penyusutan per tahun
= (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis
= (300.000.000 – 80.000.000) / 4
= Rp55.000.000
Maka, kas masuk bersih tahun I – tahun IV
=Rp100.000.000 + Rp55.000.000
= Rp155.000.000
PV kas masuk tahun I
= 155.000.000/(1+0,16)1 = 133.620.689,7
PV kas masuk tahun II
= 155.000.000/(1+0,16)2 = 115.190.249,7
PV kas masuk tahun III
= 155.000.000/(1+0,16)3 = 99.301.939,4
PV kas masuk tahun IV
= 155.000.000/(1+0,16)4 = 85.605.120,17
-------------------- +
433.717.999
PV nilai sisa di tahun IV
= 80.000.000/(1+0,16)4 = 44.183.287,83
NPV
= -300.000.000 + 433.717.999 + 44.183.287,83
= +Rp177.901.286,
Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin dari Jepang tersebut menguntungkan sehingga keputusannya adalah dibeli.
Alternatif jawaban kedua dengan menggunakan tabel PV:
Penyusutan per tahun
= (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis
= (300.000.000 – 80.000.000) / 4 = Rp55.000.000
Maka, kas masuk bersih tahun I – tahun IV
= Rp100.000.000 + Rp55.000.000 = Rp155.000.000
PV kas masuk tahun I s.d tahun IV adalah: Tabel A2 (16%,4) x 155.000.000
= 2,798 x 155.000.000 = 433.690.000
PV nilai sisa di tahun IV: Tabel A1 (16%,4) x 80.000.000
= 0,552 x 80.000.000 = 44.160.000
NPV = -300.000.000 + 433.690.000 + 44.160.000 = 177.850.000
Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin dari Jepang tersebut menguntungkan sehingga keputusannya adalah dibeli.
Posting Komentar