-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

Fungsi Manajemen SDM



Fungsi Manajemen SDM


Setelah membahas pengertian manajeman SDM, selanjutnya kita akan membahas tentang fungsi manajemen SDM.

Berbicara tentang fungsi manajemen SDM ada berbagai pendapat para ahli tentang itu, yang satu dengan lainnya sering kali berbeda. Pada prinsipnya fungsi manajemen SDM meliputi berbagai aktivitas yang secara signifikan memengaruhi keseluruhan area organisasi yang terdiri atas perencanaan, pengangkatan, dan pemberhentian karyawan; pengupahan dan pemberian tunjangan;  penilaian kinerja, penghargaan, dan pengembangan karir; pelatihan dan pengembangan; keselamatan dan kesehatan kerja, kepemimpinan, dan produktivitas.
Untuk lebih jelasnya,  satu per satu fungsi manajemen SDM tersebut dijelaskan di bawah ini.


1.  Perencanaan SDM
Saudara mahasiswa, perencanaan SDM merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan staf  organisasi sebagai akibat dari adanya perubahan-perubahan organisasi dalam menghadapi suatu lingkungan bisnis yang dinamis dan kompleks. Menurut Mondy, Noe, dan Premeaux (1996), perencanaan SDM merupakan proses pengkajian dan penelaahan kebutuhan SDM secara sistematis untuk memastikan bahwa sejumlah karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan keahlian yang telah ditentukan, tersedia pada saat diperlukan. Proses perencanaan tersebut meliputi prakiraan kebutuhan sumber daya manusia organisasional dan pengembangan program, demi untuk memastikan bahwa jumlah dan tipe individu karyawan tersedia pada waktu dan tempat yang dibutuhkan. Dengan kata lain bidang pekerjaan perencanaan SDM ini meliputi kegiatan perencanaan kualitas dan kuantitas SDM.
Menurut Soetjipto (2006) kegiatan perencanaan kualitas dan kuantitas SDM tersebut merupakan pekerjaan  manajemen SDM yang paling mengandung ketidapastian. Hal itu karena adanya faktor peramalan terhadap kecenderungan lingkungan bisnis  yang tentu saja bergerak sangat dinamis dari waktu ke waktu. Dalam kaitan ini, misalnya perusahaan harus mampu melihat kecenderungan perkembangan teknologi yang dapat berpengaruh langsung terhadap kualitas dan kuantitas SDM di masa mendatang.
Selanjutnya menurut Soetjipto, agar perusahaan dapat melakukan peramalan dengan baik, mereka memerlukan apa yang disebut dengan environmental scanning system. Yaitu suatu sistem pemantauan situasi dan kondisi lingkungan usaha serta penyediaan data informasi kepada manajemen SDM.
Pendapat lain tentang perencanaan SDM dikemukakan oleh Fisher, Schoenfeldt, dan Shaw (1990). Ketiga ahli tersebut menyatakan bahwa proses perencanaan organisasi sangat tergantung pada skenario “pengandaian” yang melihat kebutuhan di masa mendatang dalam konteks demografi angkatan kerja, proyeksi ekonomi, antisipasi perubahan secara teknologis, keberhasilan program perekrutan, dan daya tahan sasaran organisasional.  Termasuk dalam proses perencanaan SDM ini adalah proses deskripsi dan analisis jabatan-jabatan yang ada pada saat ini  juga  perancangan pekerjaan. Kegiatan-kegiatan tersebut diperlukan dalam kaitannya dengan  perencanaan sistem seleksi dan program pelatihan di masa mendatang. Di samping itu, juga diperlukan dalam kaitan untuk memberikan jaminan bahwa sistem penilaian kinerja dan kompensasi secara rasional di dasarkan pada tuntutan dari suatu jabatan.
Dengan demikian, aktivitas utama perencanaan sumber daya manusia meliputi: 1) penyelenggaraan analisis jabatan dan desain pekerjaan yang digunakan untuk menentukan persyaratan khusus dari jabatan individu di dalam organisasi; 2) memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan organisasi untuk mencapai tujuannya; dan 3) mengembangkan dan mengimplementasikan rencana untuk memenuhi kedua kebutuhan di atas.

2.  Pengangkatan, dan Pemberhentian Karyawan
Pengangkatan Karyawan
Setelah kebutuhan sumber daya manusia ditentukan, langkah berikutnya adalah pengisian posisi/formasi. Kegiatan pengisian posisi/formasi ini meliputi perekrutan pelamar, screening dan seleksi terhadap pelamar serta penempatan atau pengisian posisi pada level-level atas melalui promosi.
Proses pengisian posisi/formasi pada masa kini merupakan fungsi manajemen SDM yang jauh lebih kompleks dibanding masa yang lalu (pada saat manajemen personalia masih bersifat tradisional), yaitu ketika manajer personalia hanya mengandalkan pada rekomendasi karyawan senior atau papan lowongan kerja yang sering kali dipasang di depan kantor perusahaan.
Munculnya berbagai peraturan perundangan yang memberi peluang yang sama bagi seluruh warga masyarakat (bahkan akhir-akhir ini, bagi seluruh warga dunia) untuk mendapatkan  pekerjaan,   juga semakin meningkatnya kompleksitas posisi-posisi jabatan yang akan diisi, mengharuskan adanya prosedur yang lebih rumit untuk mengidentifikasi dan memilih calon karyawan yang potensial.
Proses perekrutan dan seleksi mencakup beberapa langkah sebagai berikut. Pertama, mendefinisikan secara hati-hati posisi-posisi yang sedang kosong dan menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk memegang jabatan tersebut. Kedua, setelah menentukan keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan  secara  spesifik, selanjutnya manajer personalia berusaha untuk memperoleh jumlah pelamar yang cukup dengan melalui berbagai strategi perekrutan.  Manajer SDM harus memanfaatkan prosedur yang telah dikembangkan dan telah divalidasi secara hati-hati pada saat menyaring dan mengevaluasi pekerjaan  untuk calon karyawan. Prosedur penyaringan dan evaluasi pekerjaan diantaranya meliputi blanko lamaran, wawancara, tes kemampuan, dan pemeriksaan referensi.

Posting Komentar

Posting Komentar

Posting Komentar