-->
KMkhBP3p2SpjrMWvpQu91TWJ0FfjbKUkdqnbWgeG
Bookmark
https://hostinger.co.id?REFERRALCODE=76MCITAANNEY

Inflasi dan Kebijakan Target Inflasi



Inflasi dan Kebijakan Target Inflasi


 Dalam ilmu Ekonomi, Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga harga umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain :
1.    Konsumsi masyarakat yang meningkat
2.    Berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancar distribusi barang
Dengan kata lain, Inflasi juga merupakan proses menurunnya nailai mata uang secara kontinu. Dampak Inflasi terhadap ekonomi bias menimbulkan ketidak stabilan, pertumbuhan ekonomi lambat, dan pengangguran yang selalu meningkat.
Ada banyak cara yang digunakan untuk mengukur Inflasi namun yang sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Lazimnya untuk mengukur perubahan harga dalam perekonomian digunakan:
a.    Indeks harga konsumen (IHK).
IHK merupakan indeks harga gabungan yang mengukur perubahan harga bahan makanan, perumahan, perawatan kesehatan, transportasi, pakaian, serta beberapa barang atau jasa tertentu yang digunakan oleh individu dan keluarga.
b.    Indeks harga konsumen Proseden (Prosucer Price Indesks, PPI)
c.    Indeks Harga Implisit untuk Produk nasional Bruto (Impicit Price Indeks for Gross National Produck, IPI-GNP)

A.   Faktor-Faktor Penyebab Inflasi
1.    Demand Pull Inflation
Inflasi tarikan permintaan diakibatkan adanya kelebihan likuiditas. Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi Full Employment dimana biasanya lebih di sebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar yang berlebihan.
          
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregat demand sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hamper mendekati kesempatan penuh. Kenaikan permintaan menyebabkan GNP berada  di atas atau melebihi GNP pada kempatan kerja penuh sehingga terjadi inflationary gap. Inflationary gap inilah yang menyebabkan inflasi.
2.    Cost Push Inflation
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregat supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan harga dan menurunkan produksi.

B.   Teori- Teori Inflasi
1.    Teori Kuantitas
Teori kuantitas menyatakan bahwa proses inflasi itu terjadi karena dua hal, yaitu Jumlah uang beredar, Adanya psikologis (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations). 2 esensi penting dari teori Kuantitas :
a.    Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar. Penambahan jumlah uang akan memicu terjadinya inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab musabab awal terjadinya inflasi.
b.    Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologis (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.

2.    Teori Keynes
Proses inflasi terjadi karena permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Inflasi akan terus terjadi selama jumlah permintaan efektif dari semua golongan masyarakat melebihi jumlah output yang bisa dihasilkan pada tingkat harga yang berlaku. Inflasi akan berhenti jika permintaan efektif total tidak melebihi jumlah output yang tersedia.
3.    Teori Strukturalis
Teori strukturalis lebih menekankan pada faktor-faktor struktural dari perekonomian yang menyebabkan terjadinya inflasi. Faktor faktor  struktural ini adalah faktor yang hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka yang panjang. Teori ini memberi trkanan pada ketegaran dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang.
C.   Dampak Inflasi
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produk serta produk nasioanl.
1.    Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Demikian juga orang yang menumpuk kekayaannya dalam bentuk uang kas akan menderita kerugian karena adanya inflasi. Sebaliknya pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan prosentase lebih besar daripada laju inflasi.

2.    Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.
3.    Efek terhadap Output (Output Effects)
Inflasi dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Kenaikan harga barang  biasanya mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Namun apabila laju inflasi cukup tinggi (hyper inflations) dapat mempunyai akibat sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dan output. Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga diikuti dengan penurunan output.

D.   Kebijakan dalam Menanggulangi Inflasi.
Di dalam kebijakan moneter, langkah-langkah yang diambil antara lain dengan
1.    kebijakan uang ketat (tight money policy),
2.    menaikkan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
3.    memperbaiki nilai tukar.

1.    Kebijakan uang ketat merupakan kebijakan untuk mengurangi jumlah beredar. Pengurangan jumlah uang beredar diharapkan akan mengurangi inflasi.

Teori kuantitas uang oleh Milton Friedman :

MV=PT

Dimana :
M =  Money
V = Velositas uang
P = Harga-harga Umum
T = Volume transakai perdagangan
2.    Menaikkan suku bungan SBI. Meningkatnya suku bunga SBI menyebabkan banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya. Akhirnya bank umum akan menaikan suku bunga deposito. Uang yang berhasil mereka kumpulkan mereka gunakan untuk pembelian sertifikat Bank Indonesia.
3.    Memperbaiki nilai tukar mata uang. Dengan melakukan intervensi terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur, sehingga pada akhirnya akan mempermudah dan mempermudah biaya impor barang-barang material (input).







Posting Komentar

Posting Komentar

Posting Komentar